UJI HASIL ISOLASI DNA
UJI HASIL ISOLASI DNA
A. Pendahuluan
1. Latar
belakang
Perkembangan ilmu biologi molekuler di
dunia begitu pesat,hal ini dipengaruhi oleh perubahan pola fikir dan keadaan
wilayah sehingga banyaknya ilmu-ilmu yang mempelajari bagaimana memaksimalkan
DNA dan mempelajari perubahan DNA (genetik) karena perubahan lingkungan maupun
karena hal lainnya. DNA merupakan pembawa informasi genetik yang akan diturunkan
kepada generasi penerusnya. Memodifikasi informasi ini akan menghasilkan
generasi baru yang bisa bersaing dan mendapatkan keuntungan berlimpah,baik dari
segi budaya maupun ekonomi serta sosial.
Isolasi DNA merupakan proses untuk
mendapatkan DNA murni yang bebas dari RNA maupun protein lainnya hal ini
didasarkan pada proses sentrifugasi (berat molekul),kemudian dilanjutkan dengan
amplifikasi DNA dengan PCR. Hal tersebut bermanfaat dalam memperbanyak jumlah
DNA agar bisa dimanfaatkan lebih maksimal karena jumlahnya lebih banyak.
Kemudian diidentifikasi dengan proses RFLP agar tahu variasi-variasi dari bahan
genetic tersebut. Hasilnya dilihat menggunakan Elektroforesis Gel Poliakrilamid
untuk mengetahui visualisasi dari semua praktikum diatas. Agar bisa ditentukan
berat molekul dan menentukan keberhasilan teknik tersebut.
Ilmu dasar yang harus dimiliki
untuk bisa mengolah data genetik yaitu harus mengetahui dan memahami teknik
Isolasi DNA, spektrofotometer dan Elektroforesis Gel. Hal tersebut juga
berkaitan dengan dalam purifikasi DNA dan hasilnya. Oleh karena itu perlunya
mengetahui cara isolasi DNA dengan menggunakan spektrofotometer dan
elektroforesis untuk mengetahui dari segi kuantitas dan kualitas DNA yang
dipraktekkan layak atau tidak.
2. Tujuan
praktikum
Praktikum uji hasil isolasi DNA
bertujuan untuk :
a. Mengetahui
teknik uji isolasi hasil DNA
b. Mengetahui
procedure uji hasil
c. Mengetahui
karakteristik DNA yang baik melalui uji hasil
3. Waktu
dan tempat praktikum
Praktikum isolasi DNA tanaman
dilaksanakan pada hari selasa 18 Maret 2014 pukul 08.00-10.00 WIB di
laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjuan Pustaka
Uji
kuantitatif DNA diawali dengan isolasi DNA. Hal ini bertujuan untuk
mengeluarkan DNA yang berada dalam inti sel dari organisme. Kemudian dilakukan
dengan uji kualitatif DNA dengan metode elektroforesis gel agarosa. Uji ini
bertujuan untuk mengetahui keberadaan DNA dalam larutan contoh. Setelah itu dilanjutkan
dengan uji kuantitatif DNA dengan metode spekrofotometri. Spektrofotometri
merupakan suatu metode analisis untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa
berdasarkan kemampuan senyawa tersebut mengabsorbsi berkas sinar atau cahaya.
Alat ini terdiri dari spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu, sementara
fotometer adalah pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi (Fatchiyah 2011).
Uji
kuantitatif DNA dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu, spektrofotometri
Vis (Visible) dan Spektrofotometri UV- Vis (Ultraviolet Visible). Pada
spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya
tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat
ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang cahaya tampak adalah 380
sampai 750 nm. Sehingga semua cahaya yang dapat dilihat oleh kita, entah
itu putih, merah, biru, hijau, atau warna apapun selama ia dapat dilihat oleh
mata, maka cahaya tersebut termasuk ke dalam cahaya tampak (visible).
Spektrofotometri UV-vis merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan
Visible. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Karena sinar UV tidak
dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini
terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan
transparan.Oleh karena itu, sample tidak berwarna tidak perlu dibuatberwarna
dengan penambahan reagent tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa
meskipun tanpa preparasi. Namun perlu diingat, sampel keruh tetap harus dibuat
jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. (Aris
2010).
Prinsip
kerja elektroforesis adalah memisahkan molekul-molekul bermuatan listrik
berdasarkan atas ukuran (berat molekul) dan muatan listriknya. Khusus untuk
DNA, pemisahan tidak didasarkan atas perbedaan muatan listriknya, tetapi
menurut ukuran dan konformasi atau struktur fisik molekulnya. Gel yang biasa
digunakan adalah agarosa dan poliakrilamid. Gel agarosa digunakan untuk
memisahkan sampel DNA dengan ukuran dari beberapa ratus hingga 20.000 pasang
basa (pb), sedangkan gel poliakrilamid digunakan untuk fragmen-fragmen DNA yang
lebih kecil (Anonim 2010).
Macam
elektroforesis berdasarkan media yaitu elektroforesis kertas dengan menggunakan
media kertas saring whatman dan kanji. Elektroforesis kertas adalah jenis
elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai fase diam dan partikel yang
terlarut sebagai fase gerak, terutama ion-ion kompleks. Elektroforesis gel yang
terbuat dari larutan kanji dapat digunakan untuk memisahkan protein-protein
serum manusia. Caranya yaitu dengan menuangkan larutan kanji panas ke dalam
cetakan plastik, setelah dibiarkan mendingin kanji tersebut akan membentuk gel
yang padat namun rapuh (Yuwono 2006).
Elektroforesis
untuk makromolekul memerlukan medium pendukung untuk mencegah terjadinya difusi
karena timbulnya panas dari arus listrik yang digunakan. Gel poliakrilamid dan
agarosa merupakan medium pendukung yang banyak dipakai untuk separasi protein
dan asam nukleat. Efek penguapan juga dapat diturunkan minimal jika
elektroforesis dilakukan di medium pendukung yang dicelupkan dengan larutan
buffer. Pemisahan sempurna suatu campuran dapat terjadi efektif dalam zona
tertentu. Meskipun medium pendukung relatif stabil (inert), komposisinya
mungkin akan menyebabkan penyerapan, migrasi elektron (elektro osmosis) atau
penyaringan berdasarkan ukuran molekulnya, yang kesemuanya mempengaruhi
kecepatan gerak senyawa. Larutan buffer (penyangga) ini menstabilkan pH medium
pendukung. Buffer juga dapat mempengaruhi kecepatan gerak senyawa (Harsono
2006).
C. Alat, Bahan, dan Cara Kerja
1. Alat
a. Spektrofotometer
b. Kuvet
c. Hot
plate
d. Cetakan
agarose
e. Sisir
elektroforesis
f. Mikropipet
g. Tip
h. Ependorft
2. Bahan
a. Etidium
bromide/floresafe
b. DNA
c. Agarose
d. Loading
dye/ bromtimol blue
3. Cara
kerja
a. Uji
spektrofotometer
1) Menyiapkan
spektrofotometri UV-Vis, alkohol, aquadest, tip blue dan yellow, dan DNA yang
telah diisolasi
2) Menghidupkan
spektrotometri serta mengatur program
3) Mengisi
kuvet dengan 1998 µl aquadest kemudian tekan tombol kalibrasi untuk membuktikan
bahwa pengenceran benar-benar air
4) Memasukkan
2 µl DNA dari hasil isolasi menggunakan tip yellow
5) Menekan
tombol pengukuran
6) Mencatat
hasil yang nampak pada alat spektrofotometri
b. Uji
elektroforesis
1) Pembuatan
gel (biorad) dengan menuangkan 30 ml TBE ke dalam Erlenmeyer
2) Menimbang
agarose sesuai dengan konsentrasi yang akan digunakan, misalnya untuk
konsentrasi 1,5% maka dibutuhkan agarose:1,5/100 x 30 ml = 0,45 g
3) Menuangkan
agarose ke dalam Erlenmeyer dan menutup alumunium foil kemudian dilubangi
4) Memanaskan
Erlenmeyer berisi agarose dengan microwave selama 1 menit, mengeluarkan dan
menggojog perlahan
5) Mengulangi
sebanyak 3-4 x hingga agarose benar-benar larut dan homogen
6) Pemanasan
terakhir larutan digojog perlahan dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung
udara pada larutan
7) Mendiamkan
hingga gel mengeras
8) Menuangkan
buffer TBE 1 x ke dalam tangki elektroforesis hingga setengahnya
9) Meletakkan
gel ke dalam tengki dengan posisi sumuran pada kutub negative tengki
10) Menambahkan
buffer TBE 1 x hingga gel tenggelam dalam buffer
11) Mengambil
loading dye untuk 5 µl DNA dan dicampur
12) Memasukkan
gel tepat pada lubang sumuran sample untuk menghindari kontaminasi sample yang
lain
13) Menutup
tengki dan mengatur alat sesuai voltase dan waktu yang digunakan
14) Kemudian
dilakukan visualisasi
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
a. Uji
spektrofotometri
![]() |
||||||||
![]() |
||||||||
![]() |
||||||||
![]() |
||||||||
![]() |
||||||||
Gambar 2. Bagan Uji
Spektrofotometri UV-Vis
Analisis data :
260 λ = 0,014 AB
280 λ = 0,061 AB
1. Konsentrasi = 0,014/2.10-5
=
700 ng/µl
2. Kemurnian
= 260 λ/280 λ
=
0,014/0,061
=
0,229
b. Elektroforesis
1) Pembuatan
media agarose
![]() |
![]() |
|||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
![]() |
|||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
Gambar 3. Bagan Pembuatan Media
Agarose
2) Elektroforesis
![]() |
Gambar
4. Bagan Cara Elektroforesis
3) Gel
doc
![]() |
![]() |
||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
Gambar
5. Cara Visualisasi DNA

Gambar
6. Hasil Visualisasi DNA Daun Salak
2. Pembahasan
Isolasi DNA adalah teknik
esensial dalam biologi molekuler. Isolasi DNA adalah tahap awal dalam
mempelajari DNA sequence yang spesifik dengan populasi DNA yang lengkap, dan
dalam analisa struktur gen dan ekspresi gen. tujuan isolasi DNA adlah mengenal
dan mempraktekkan teknik dalam melakukan isolasi DNA dari tanaman dan DNA
jaringan / sel hewan. Metode yang digunakan meliputi lisis sel, pemisahan
protein dan kontaminan lainnya,, presipitasi DNA dan penentuan konsentrasi DNA,
pemurnian dan pemanenan DNA (Subandiyah 2006).
Isolasi
DNA diawali dengan perusakan dan atau pembuangan dinding sel, yang dapat
dilakukan baik dengan cara mekanis seperti sonikasi, tekanan tinggi, beku-leleh
maupun dengan cara enzimatis seperti pemberian lisozim. Langkah berikutnya
adalah lisis sel. Bahan-bahan sel yang relatif lunak dapat dengan mudah
diresuspensi di dalam medium bufer nonosmotik, sedangkan bahan-bahan yang lebih
kasar perlu diperlakukan dengan deterjen yang kuat seperti triton X-100 atau
dengan sodium dodesil sulfat (SDS). Pada eukariot langkah ini harus disertai
dengan perusakan membran nukleus.
Setelah
sel mengalami lisis, remukan-remukan sel harus dibuang. Biasanya pembuangan
remukan sel dilakukan dengan sentrifugasi. Protein yang tersisa dipresipitasi
menggunakan fenol atau pelarut organik seperti kloroform untuk kemudian
disentrifugasi dan dihancurkan secara enzimatis dengan proteinase. DNA yang
telah dibersihkan dari protein dan remukan sel masih tercampur dengan RNA
sehingga perlu ditambahkan RNAse untuk membersihkan DNA dari RNA. Molekul DNA
yang telah diisolasi tersebut kemudian dimurnikan dengan penambahan amonium
asetat dan alkohol.
Tujuan
utama untuk mengetahui hasil dari isolasi DNA adalah melihat keberhasilannya
dapat dilihat dari segi kuantitas dan kualitas DNA. Berdasarkan hasil praktikum
isolasi DNA daun salak dengan metode 3 yaitu doyle and doyle dari konsentrasi
700 ng/µl dengan kemurnian sebesar 0,229. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
DNA masih rendah yang disebabkan oleh terkontaminasi dengan protein yang lain.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum hasil isolasi DNA
dapat disimpulkan bahwa :
a. Uji
hasil isolasi DNA dilakukan untuk mengetahui kemurnian DNA atau kualitas dan kuantitas.
b. Prosudure dasar isolasi DNA
adalah lisis sel, pemisahan protein dan kontaminan lainnya,, presipitasi DNA
dan penentuan konsentrasi DNA, pemurnian dan pemanenan DNA.
c. Kemurnian
hasil isolasi DNA jika nilai DNA berkisar antara 1,6 and 2,00. jika nilainya kurang dari 1,6 maka DNA
terkontaminasi oleh protein lain, sedangkan jika nilai DNA lebih dari 2,00 maka
DNA tersebut telah terkontaminasi oleh oleh chlorofoarm atau phenol.
2. Saran
Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum
tidak hanya satu jenis tanaman yang diekstraksi secara langsung, tapi ada bagian
tanaman sehingga dapat dibandingkan secara langsung kualitas dan kuantitas DNA
yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2010. Perpustakaan Gen. http://biomol.edublogs.org. Diakses pada
tanggal 5 April 2014.
Aris. 2010. Isolasi DNA. http://asris07.student.ipb.ac.id.
Diakses tanggal 5 April 2014
Fatchiyah, 2011. Modul Pelatihan Analisis Fingerprinting DNA Tanaman. Dengan Metode RAPD.
Laboratorium Sentral Ilmu Hayati Universitas Brawijaya. Malang.
Harsono 2006. Bioteknologi. Jakarta: Yudhistira.
Subandiyah, S. 2006. Polymerase Chain Reaction untuk Deteksi atau
Identifikasi Patogen Tumbuhan. Beberapa Metode Ekstraksi DNA. Pelatihan dan
Workshop Identifikasi DNA dengan Aplikasi PCR. Malang. hlm. 43-50
Yuwono T 2006. Bioteknolgi Pertanian. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar