PROSESING DAN PENYIMPANAN BENIH
PROSESING DAN
PENYIMPANAN BENIH
A.
Pendahuluan
1. Latar
Belakang
Benih
merupakan salah satu komoditi perdagangan dan merupakan unsur baku yang
mempunyai peranan penting dalam produksi pertanian.Untuk mendapatkan benih
dengan kualitas yang tinggi yang sesuai dengan keinginan petani,maka tidak
hanya hal-hal di atas saja yang perlu diperhatikan akan tetapi pada proses
pengolahan pun juga perlu mendapatkan perhatian dan penanganan khusus agar
benih yang dihasilkan tetap berkualitas. Pada bagian pengolahan meliputi
pembersihan benih, grading dan perlakuan benih, kemudian dilakukan penyimpanan
benih.
Penyimpanan
dalam rangka pembenihan mempunyai arti yang luas, karena yang diartikan
penyimpanan di sini adalah sejak benih itu mencapai kemasakan fisiologisnya sampai
ditanam. Selama penyimpanan benih, proses fisiologis tetap berlangsung sehingga
harus diusahakan agar proses ini berjalan seminimal mungkin. Tujuan utama
penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas benih selama periode
simpan yang lama, sehingga benih ketika akan dikecambahkan masih mempunyai
viabilitas yang tidak jauh berbeda dengan viabilitas awal sebelum benih
disimpan.
Benih
bermutu dengan kualitas yang tinggi selalu diharapkan oleh petani. Oleh
karenanya benih harus selalu dijaga kualitasnya sejak diproduksi oleh produsen
benih, dipasarkan sampai diterima oleh petani untuk ditanam. Maka dari itu
dilakukan praktikum prosesing dan penyimpanan benih. Sehingga dapat dipelajari
cara pengolahan dan penyimpanan benih agar ketika benih sampai ke petani
kualitasnya masih tetap tinggi dengan salah satu cirinya ciri-ciri mempunyai
viabilitas yang tinggi.
2. Tujuan
Praktikum
Tujuan praktikum
Prosesing dan Penyimpanan Benih adalah:
a. Untuk
mengetahui cara prosesing benih.
b. Untuk
mengetahui cara penyimpanan benih.
B.
Tinjauan
Pustaka
Padi
perlu dikeringkan hingga mencapai kadar air seimbang yaitu 14% untuk menjaga
viabilitas benih. Oleh karena itu dibutuhkan suatu proses pengeringan dengan
sumber panas buatan yang dapat diatur untuk mencapai panas yang konstan.
Pengeringan merupakan proses penurunan kadar air gabah sampai mencapai nilai
tertentu sehingga siap untuk diolah/digiling atau aman untuk disimpan dalam
waktu yang lama. Ada bebarapa cara pengeringan salah satunya adalah pengeringan
dengan pemindahan panas secara konveksi. Pemindahan panas secara konveksi lebih
merata karena panas dilewatkan melalui permukaan sebuah benda/media (Copeland
and Mc Donnald 2010).
Suhu
ruang penyimpanan di atas 20°C umumnya kurang baik untuk benih kedelai. Dalam
ruangan bersuhu 30°C, benihyang berdaya kecambah tinggi dalam waktu 6 bulan
daya kecambahnya akan turun menjadi 0%. Bila suhu ruangan20°C, daya kecambahnya
tetap 93% dalam waktu satu tahun.Penyimpanan dalam gudang atau ruangan biasa
(suhu 26°C,Rh 80-90%) hanya dapat mempertahankan daya kecambahbenih kedelai
> 84% selama 4 bulan. Ruang berpendingin(suhu18-20°C, Rh 50-60%)
dapatmempertahankan daya kecambah benih > 85% selama satutahun. Pada suhu
ruangan 15°C, benih kedelai dengan kadarair 12% dapat dipertahankan daya
kecambahnya > 85%selama 2 tahun. Apabila benih kedelai disimpan pada
suhuruangan 10°C, maka daya kecambahnya dapat dipertahankandi atas 85% selama 3
tahun, sedangkan pada suhu ruangan5°C dapat dipertahankan daya kecambahnya >
85% selama 5tahun (Kartono
2008).
Penyimpanan
benih merupakan suatu bagian penting dari usaha untuk mempertahankan mutu benih
sebelum ditanam di lapang. Benih setelah melalui tahapan pengolahan (seed processing) biasanya dikemas untuk
selanjutnya dipasarkan dan disimpan dalam gudang sebagai cadangan untuk
mengantisipasi kebutuhan benih pada masa tanam berikutnya. Selama benih dalam
tahapan pemasaran atau disimpan dalam gudang akan beresiko mengalami kemunduran
(deteriorasi) dan tidak lepas dari resiko kerusakan akibat serangan hama, yang
kedua-duanya akan menyebabkan penurunan mutu. Oleh karenanya pengetahuan
mengenai teknik dalam melakukan penyimpanan benih merupakan suatu yang penting (Fahrudin 2013).
Dalam
periode simpan terdapat perbedaan antara benih yang kuat dan benih yang lemah.
Karena periode simpan merupakan fungsi dari waktu maka perbedaan antara benih
yang kuat dan lemah terletak pada kemampuannya untuk dimakan waktu. Seperti
kehidupan lainnya, benih juga mempunyai umur (jangkauan umur) artinya bahwa
suatu ketika benih juga akan mati. Dengan demikian amat penting untuk
mengetahui berapa lama benih dapat disimpan sebelum digunakan. Seringkali umur
benih dikaikan dengan daya simpan benih (Kuswanto 2006).
Benih pada saat panen biasanya memiliki kandungan
air benih sekitar 16%sampai 20%. Agar dapat mempertahankan viabilitas
maksimumnya makakandungan air tersebut harus diturunkan terlebih dahulu sebelum
disimpan. Untukbenih yang berminyak seperti padi kandungan air benih untuk
disimpan haruslebih kecil dari 11%. Dalam batas tertentu makin rendahkadar air
benih makin lama daya hidup benih tersebut. Kadar air yang terlalutinggi dalam
penyimpanan akan menyebabkan terjadinya peningkatan kegiatanenzim-enzim yang
akan mempercepat terjadinya proses respirasi, sehinggaperombakan bahan cadangan
makanan dalam biji menjadi semakin besar.Akhirnya benih akan kehabisan energi
pada jaringan-jaringannya yang penting.Energi yang terhambur dalam bentuk panas
ditambah keadaan yang lembab akanmerangsang perkembangan mikroorganisme yang
dapat merusak benih (Woodstock et al 2008).
C.
Metodologi
Praktikum
1. Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum
Prosesing dan Pengolahan Benih dilakasanakan di Laboratorium Ekologi dan
Menejemen Produksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret pada
tanggal 3 Oktober 2013 pukul 15.30 WIB.
2. Alat
dan Bahan
a. Alat
1) Karung
2) Plastik
3) Seed
moisture tester
b. Bahan
1) Benih padi (Oryza
sativa)
3. Cara
Kerja
a. Prosesing
Benih
1) Mempersiapkan
alat dan bahan
2) Mengeringkan
benih selama hari sampai kadar air turun
11 – 13%.
3) Menghitung
besarnya kadar air dengan alat pengukur kadar air benih (seed moisture tester)
4) Menghitung
kadar air setelah dikeringkan
5) Mengamati
apakah terjadi dormansi
6) Pengamatan
dilaukan sampai pada 3 hari
b. Penyimpanan
Benih
1) Menyimpan
benih pada 3 kondisi yaitu curah, kondisi karung, dan kondisi plastik.
2) Menyimpan
benih selama 1,2,dan 3 bulan kemudian mengukur DK dan kadar air setiap
bulannya.
4. Pengamatan
yang dilakukan
Pada
saat praktikum dilakukan pengamatan terhadap benih yang disimpan selama 3 bulan
pada kondisi curah, kondisi karung dan konsdisi plastik serta melakukan
pengamatan terhadap dormansi benih padi.
5. Anaisis
Data
a.
Daya Kecambah
benih Padi Kondisi Curah setelah dikeringkan
= 

=
100%


= 10%
b.
Daya
Kecambah Benih Padi Kondisi Karung
Setelah
dikeingkan =

=
100%


=
30%
Disimpan 1 Bulan =


=
100%


= 100%
Disimpan
2 Bulan = 

=
100%


= 100%
c. Daya Kecambah Benih Padi Kondisi Plastik
Setelah Dikeringkan =


=
100%


=
20%
Disimpan 1 Bulan = 

=
100%


=
90%
Disimpan 2 Bulan =


=
100%


=
100%
D. Hasil
Pengamatan dan Pembahsan
1.
Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Prosesing dan Penyimpanan Benih Padi (Oryza sativa)
Benih
|
Pengamatan
|
KA Benih (%)
|
DK (%)
|
Padi (Kondisi
Curah)
|
Awal
Setelah
dikeringkan
1 bulan
Penyimpanan
2 bulan Penyimpanan
|
17,8
9,3
-
-
|
-
10
-
-
|
Padi (Kondisi
Karung)
|
Awal
Setelah
dikeringkan
1 bulan
Penyimpanan
2 bulan
Penyimpanan
|
17,8
9,3
14,6
17,9
|
-
30
100
100
|
Padi (Kondisi
Plastik)
|
Awal
Setelah
dikeringkan
1 bulan
Penyimpanan
2 bulan
Penyimpanan
|
17,8
9,3
14,2
14,9
|
-
20
90
100
|
Sumber: Laporan Sementara
Tabel 1.2 Perkecambahan Benih Padi (Oryza
sativa) Setelah disimpan 1 Bulan
Benih
|
Sampel
|
Keadaan
|
||
Tambah
|
Mati
|
|||
Panjang Akar
(cm)
|
Tinggi Tanaman
(cm)
|
|||
Padi (Kondisi Curah)
|
1
2
3
4
5
|
-
|
-
|
-
|
Padi (Kondisi
Karung)
|
1
2
3
4
5
|
9
6,5
5
6,5
5
|
15
13
10
9
8
|
-
|
Padi (Kondisi
Plastik)
|
1
2
3
4
5
|
5
5
5,5
5,5
5
|
8
9
8
9
7
|
-
|
Sumber: Laporan Sementara
Tabel 1.3 Perkecambahan Benih Padi (Oryza
sativa) Setelah 2 Bulan Penyimpanan
Benih
|
Sampel
|
Keadaan
|
||
Tambah
|
Mati
|
|||
Panjang Akar
(cm)
|
Tinggi Tanaman
(cm)
|
|||
Padi (Kondisi Curah)
|
1
2
3
4
5
|
-
|
-
|
-
|
Padi (Kondisi
Karung)
|
1
2
3
4
5
|
8
7,5
7,5
6
6,5
|
6,5
6,5
5,5
5
4,5
|
-
|
Padi (Kondisi
Plastik)
|
1
2
3
4
5
|
6
4,5
5,5
6,5
5,5
|
5,5
7
6
5,5
5
|
-
|
Sumber: Laporan Sementara
Gambar 1.1 Kecambah Benih Padi Kondisi Curah Setelah
Dikeringkan
|
|||||||||||
Gambar 1.2 Kecambah Benih Pada Kondisi Karung
Setelah Dikeringkan
|
Gambar 1.3 Kecambah Benih Pada Kondisi Karung
Setelah 1 Bulan Penyimpanan
|
Gambar 1.4 Kecambah Benih Pada Kondisi Karung
Setelah 2 Bulan Penyimpanan
|
|||||||||
![]()
Gambar 1.5 Kecambah Benih Padi Kondisi Plastik
Setelah Dikeringkan
|
![]()
Gambar 1.6 Kecambah Beni Padi Kondisi Plastik
Setelah 1 Bulan Penyimpanan
|
![]()
Gambar 1.7 Kecambah Benih Padi Kondisi Plastik
Setelah 2 Bulan Penyimpanan
|
2.
Pembahasan
Prosesing dan penyimpanan benih ini merupakan salah
satu proses yang penting dalam mempertahankan vigor benih. Proses pengolahan berbeda
dengan proses pengolahan biji. Setelah proses berlangsung, benihn harus tetap
hidup dan memnuhi persyaratan yang ditentukan oleh BSPS seperti kadar air,
presentase viabilitas. Penyimpanan biasanya dilakuakn pada benh-benih yang
tidak langsung dipakai. Maka dari itu, untuk menghambat proses deteroriasi,
benih harus disimpan dengan metode tertentu. Pada saat praktikum dilakukan
prosesing dan penyimpanan benih terhadap benih padi (Oryza sativa). Penyimpanan
benih padi dapat dilakukan dengan cara sistem curah dan secara kemasan. Cara curah akan disimpan dalam
lumbung bisa dilakukan dengan cara menghindari lumbung untuk tidak menempel langsung pada lantai untuk menghindari pengaruh
kelembaban lantai gudang sehingga gabah yang disimpannya itu tidak mudah
diserang jamur.
Disekitar lumbung dibersihkan
karena serangga hama dan tikus mudah menyerang pada tempat yang kotor.
Mengusahakan lumbung terlindungi dari air atau hujan. Membuatkan
pintu pengeluaran gabah supaya tidak sering membuka tutupnya. Jika keadaan
point 1–4 sudah disiapkan, gabah yang sudah kering dan bersih dicurahkan
langung ke dalam lumbung penyimpanan tersebut. Untuk
membersihkan gabah dapat dilakukan dengan cara pengayakan manual, yaitu
menggunakan tampah dan ayakan dari bambu. Selain itu bisa menggunakan pula
dengan memanfaatkan angin alami atau menggunakan angin buatan/ kipas angin.
Sedang untuk mengeringkannya, gabah bisa dijemur langsung pada terik matahari
pada lantai penjemuran dengan ketebalan tumpukan 2–4 cm dimana setiap 30 menit
gabah dibalik-balik agar pengeringannya seragam dan unuk menghindari
overhaetting. Lama pengeringan tergantung dari keadaan cuaca. Gabah dikatakan
sudah kering apabila kadar airnya sudah mencapai 12%-14%. Memeriksa
kondisi gabah paling tidak satu atau dua hari sekali, apakah gabah yang
disimpannya terkena serangan hama serangga atau tidak, disamping juga untuk
memeriksa kadar airnya.
Penyimpanan benih padi juga dapat dilakukan dengan cara kemasan,
yang kemudian disimpan dalam gudang ada beberapa kemasan yaitu dengan karung
atau plastik. Jika gabah akan disimpan dalam karung, ada beberapa aspek yang
perlu diperhatikan dari karung yang akan digunakan untuk menyimpan gabah
tersebut yaitu
dengan menggunakan kemasan karung yang dapat melindungi gabah dari kerusakan dalam pengangkutan dan
atau penyimpanan.
Kemasan karung tidak
boleh mengakibatkan kerusakan atau pencemaran terhadap gabah yang disimpannya.
Oleh karena itu bahan kemasan/ karung dan karung tidak membawa organisme
pengganggu tanaman seperti serangga hama. Kemasan
karung harus kuat, dapat menahan tumpukan dan melindungi fisik dan tahan
terhadap goncangan serta dapat mempertahankan keseragaman.
Kemasan dengan menggunakan plastik dengan cara benih padi dimasukkan
dalam kantong-kantong plastik dengan kapasitas tertentu, misalnya 5 kg, 10 kg,
25 kg atau 50 kg yang kemudian disimpan dalam ruangan secara tumpuk-tumpuk.
Cara penyimpanannya yaitu
dengan membersihkan ruang penyimpanan dan
disanitasi (dibersihkan dengan fungisida dan atau dengan insektisida). Gunakan balok kayu dan papan yang kering
untuk mengganjal tumpukan kemasan beras. Sebelum
beras dimasukkan kedalam kemasan plastik, cek atau periksa kadar air beras,
apakah kadar airnya sudah 14% atau dibawahnya, karena daya simpan beras
dipengaruhi pula oleh kadar air yang terkandung dalam beras. Beras dikemas ditakaran tertentu,
misalnya 5 kg, 10 kg, 25 kg, atau 50 kg tepat untuk mempermudah pengawasan
ataupun pengangkutan.
Beras yang sudah
dimasukkan kedalam kemasan ditumpuk diatas papan tempat penyimpanan maksimal 15
tumpukan.
Jika disimpan dalam gudang
cukup luas, setiap jenis berat dalam tumpukan disusun dalam blok-blok yang
terpisah.
Ruang penyimpanan harus
mudah dibersihkan.
Manfaat dari prosessing dan penyimpanan benih agar benih yang
disimpan dengan baik dapat mengurangi kemunduran benih tersebut, sehingga laju
kemunduran viabilitas benih dapat diatasi sekecil mungkin.Viabilitas benih
selama ditempat penyimpanan dapat dipertahankan dengan memberikan kondisi
simpan sebaik mungkin. Usaha-usaha tersebut antara lain dengan menyimpan benih
dengan kadar air rendah, suhu rendah dan kelembapan yang relatif rendah selain
itu dapat juga memberikan wadah atau kemasan yang baik. Wadah yang baik dapat
melindungi benih dari serangan penggangu dan dapat mempertahankan kadar air
benih yang akhirnya mempertahankan viabilitas benih. Sedangkan desikan dapat
mempertahankan atau menurunkan kelembaban relatif disekitar benih karena sifat
higroskopisnya.
Keadaan benih sebelum disimpan secara morfologis memiliki bentuk
yang bagus, ukuran yang sesuai, tidak mengalami kerusakan secara fisik. Benih
bebas dari benih yang pecah, cacat, busuk dan kotoran-kotoran dari lapangan
seperti jerami, pasir, tanah serta bebas dari biji-biji tanaman lain yang tidak
dikehendaki. Benih yang akan disimpan memiliki kandungan air yang optimal,
yaitu kandungan air tertentu dimana benih tersebut dapat disimpan lama tanpa
mengalami penurunan viabilitas benih yaitu 11%-13%.
Benih setelah perlakuan penyimpanan
biasanya masih memiliki mutu dan kualitas yang baik seperti saat awal
penyimpanan jika teknik penyimpnan dilakuakn dengan benar. Meskipun begitu,
deteroriasi pada benih aka tetap terjadi jika penyimpanan yang dilakukann
terlalu lama. Karena penyimpanan benih tidak bisa menghilangkan proses
deteriorasi, hanya saja memperlambat proses terjadinya. Penyimpanan benih yang telah dilakukan tidak mampu menghentikan
laju respirasi yang dapat merusak benih namun dengan penyimpanan benih laju
deteriorasi dapat dihambat/ dikurangi. Sesudah dilakukan perlakuan berbagai
penyimpanan mampu memperpanjang umur simpan benih sehingga mampu digunakan
untuk musim tanam selanjutnya. Secara morfologis dalam jangka waktu yang
berdasarkan jenis maupun varietas berbeda-beda sehingga deteriorasi yang
dialami benih berbeda. Deteriorasi benih yang terjadi menyebabkan perubahan
morfologis benih seperti benih yang sudah rapuh atau berubah menjadi serbuk
sehingga sudah tidak dapat dilakukan proses perkecambahan. Kemunduran benih
juga dapat menyebabkan mudahnya hama atau patogen penyebab penyakit
menginfeksi/ menyerang benih sehingga benih menjadi berjamur atau berlendir
serta berlubang.
Lama penyimpanan benih tergantung dari
jenis benih. Karena setiap benih memiliki umur simpan yang berbeda-beda. Beberapa tipe benih tidak mempunyai
ketahanan untukdisimpan dalam jangka waktu yang lama atau sering disebut benih
rekalsitran. Sebaliknya
benih ortodoks
mempunyai daya simpan yang lama dan dalam kondisi penyimpanan yang sesuai dapat membentuk cadangan benih
yang besar di tanah. Pada umumnya
semakin lama benih disimpan maka viabilitasnya akan semakin menurun. Mundurnya viabilitas benih merupakan
proses yang berjalan bertingkat dan kumulatif akibat
perubahan yang diberikan kepada benih.
Prosesing yang dilakukan pada benih padi
saat praktikum yaitu dengan pengeringan benih. Hal ini dilakukan agar benih
memiliki kadar air yang sesuai untuk penyimpanan. Sebab, benih padi merupakan
benih ortodoks yang lebih tahan disimpan
pada kondisi kering. Kadar air benih padi sebelum dikeringkan masih sangat
tinggi yaitu 17,8 %. Adanya perlakuan pengeringan pada benih, dapat menurunkan
kadar airnya menjadi 9,3% sehingga benih padi tersebut dapat disimpan. Setelah
itu benih disimpan selama 2 bulan dengan metode yang berbeda.
Metode penyimpanan benih yang pertama
adalah dengan metode curah. Pada metode ini benih hanya disimpan pada nampan
dan dibiarkan begitu saja. Akan tetapi setelah 1 bulan penyimpanan benih padi
terserang oleh hama gudang. Sehingga benih sudah tidak berisi , yang tertinggal
hanyalah kulit-kulit benih padi. Jadi, tidak bisa dilakukan pengamatan terhadap
benih padi tersebut. Hama gudang yang kemungkinan menyerang adalah tikus.
Penyimpanan benih yang terpenting dengan menjaga kelembaban
udara karena akan berpengaruh terhadap kadar air dalam benih. Kisaran
kelembaban udara penyimpanan ini akan efektif jika kadar air 10-12% sehingga
akan tahan lama dalam penyimpanan dan memiliki daya tumbuh yang tetap
baik.Semakin rendah kadar air benih, laju respirasi akan semakin rendah pula,
sehingga benih dapat disimpan lebih lama.
Kondisi penyimpanan benih juga dapat
mempengaruhi daya kecambah dan kadar air pada benih padi. Kondisi penyimpanan benih padi di dalam karung dengan
karakteristik karung yang tidak rapat atau ada banyak celah walaupun kecil
dapat menurunkan kelembaban udara dalam karung sehingga akan berpengaruh juga
terhadap kadar air. Celah-celah tersebut akan membuat oksigen masuk sehingga
dapat laju respirasi pun semakin cepat. Suhu yang
lebih tinggi (280C) akan menyebabkan enzim aktif, dan ini
akanmeningkatkan laju respirasi benih, karena respirasimerupakan proses
oksidasi maka harus ada suatusubstrat. Dalam hal ini benihnya sendiri yang
dapatbergabung dengan oksigen, dengan semakin lamanyaproses respirasi
berlangsung, semakin banyak pulacadangan makanan benih yang digunakan.
Kondisi penyimpanan plastik dengan karakteristik plastik yang
tidak terdapat celah mampu menjaga suhu, kelembaban udara sehingga kadar air
benih dapat terjaga. Dalam penyimpanan kondisi ini kadar air yang rendah tetap
terjaga sehingga aktivitas enzimakan terhambat. Semakin rendah kadar air benih,
laju respirasiakan semakin rendah pula, sehingga benih dapat disimpanlebih
lama.
Berdasarkan praktikum dapat diketahui
bahwa daya kecambah benih padi setelah dikeringkan pada kondisi curah, memiliki
DK terkecil yaitu 10%. Hal ini dapat disebabakan karena benih kemungkinan masih
mengalami masa dorman. Sedangkan daya kecmabah awal benih yang tertinggi
terdapat pada kondisi karung dengan persentase 30%. Kadar air benih pada setiap
penyimpanan pada kondisi plastik dan kondisi karung mengalami peningkatan. Pada
kondisi karung peningkatan kadar air yang terjadi sangat tinggi. Setelah
dilakukan penyimpanan selama 2 bulan, kadar air pada benih hampir sama dengan
kadar air benih awal yaitu 17,9%. Penyimpanan pada kondisi plastik juga
mengalami peningkatan kadari air, namun tidak setinggi pada kondisi karung. Hal tersebut sesuai dengan literatur
Sukarman dan Rahardjo (2010) kemasan dari kantong plastik lebih
baik untuk mempertahankan daya simpan benih padi dibandingkan dengan kemasan dari
kantong lain.
Pada kondisi
plastik ketika penyimpanan selama 2 bulan, kadar airnya hanya 14,9%. Daya
kecambah pada masing-masing perlakuan juga mengalami peningkatan. Perlakuan
pada padi kondisi karung dengan lama penyimpanan 1 dan 2 bulan daya kecambahnya
menjadi 100%. Penyimpanan padi dengan kondisi plastik pada penyimpann 1 bulan
daya kecambahnya meningkat menjadi 90%, sedangkan pada penyimpanan setelah 2
bulan meningkat menjadi 100%.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
tinggi tanaman dan panjang akar dapat diketahui bahwa pada penyimpanan 1 bulan,
tanaman tertinggi dan akar terpanjang terdapat pada penyimpanan pada kondisi
karung. Pada kondisi karung tanaman sampel tertinggi terdapat pada sampel 1
dengan panjang akar 9 cm, sedangkan pada kondisi plastik akar terpanjang hanya
mencapai 5,5 cm terdapat pada sampel 3 dan 4. Tanaman tertinggi pada kondisi
karung mencapai 15 cm yaitu pada sampel 1. Kondisi plastik tanaman tertinggi
mencapai 9 cm pada sampel 2 dan 4.
Tabel 1.3 menunjukan perkecambahan benih
padi setelah 2 bulan penyimpanan. Berdasarkan tanel tersebut dapat diketahui
bahwa benih padi pada masing-masing kondisi mengalami penurunan pertumbuhan.
Pada kondisi karung akar terpanjang terdapat pada sampel 1 dengan panjang 8 cm.
Kondisi karung akar terpanjang hanya 6,5 cm, jadi masih lebih pendek
dibandingkan dengan akar terpanjang pada kondisi karung. Tanaman tertinggi pada
kondisi karung terdapat pada sampel 1 dan 2 dengan tinggi 6,5 cm. Namun, pada
kondisi plastik tanman tertinggi dapat mencapai 7 cm, sedangkan tanamn terendah
yaitu 5 cm pada sampel 5. Dari kesulurah data tinggi tanaman dan panjang akar
tanaman sampel setelah disimpan selama 2 bulan, hasil perkecambahannya terlihat
lebi baik pada penyimanan setelah 1 bulan.
E. Kesimpulan
dan Saran
1.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a.
Prosesing
dan penyimpanan benih bermanfaat agar agar
benih yang disimpan dengan baik dapat mengurangi kemunduran benih dan dapat
mempertahankan viabilitas benih.
b.
Penyimpanan
benih padi pada
saat praktikum dilakukan pada kondisi
curah, plastik dan karung.
c.
Keadaan
benih sebelum disimpan secara morfologis memiliki bentuk yang bagus, ukuran
yang sesuai, tidak mengalami kerusakan secara fisik setelah dilakukan penyimpanan
dapat mempertahankan viabilitas benih dalam jangka waktu tertentu.
d.
Penyimpanan
benih yang paling baik pada kondisi plastik dengan karakteristik plastik yang
tidak terdapat celah mampu menjaga suhu, kelembaban udara sehingga kadar air
benih dapat terjaga.
e.
Daya
kecambah yang paling tinggi dengan nilai 100% terdapat pada kondisi penyimpanan
karung dan plastik
setelah disimpan selam 2 bulan.
f.
Penyimpanan
untuk benih padi yang terbaik terdapat pada kondisi karung dengan lama
penyimpanan 1 bulan, karena memiliki daya kecambah yang tinggi dengan tinggi
dan panjang akar lebih tinggi dibandingkan perlakuan yang lain.
g.
Kadar
air tertinggi terdapat pada benih padi yang disimpan pada kondisi karunf selama
2 bulan sedangkan terendah terdapat pada benih padi setelah dikeringkan.
h.
Panjang
akar dan tinggi tanaman setelah disimpan selama 1 bulan lebih panjang dan lebih
tinggi dari pada benih yang sudah disimpan selama 2 bulan.
2.
Saran
Praktikum acara I yang berjudul Prosesing dan Penyimpanan Benih
disarankan pengamatan yang rutin dengan pemberian air untuk menjaga kelembaban
benih yang dikecambahkan secara intensif.
DAFTAR PUSTAKA
Copeland L O and M B McDonald 2010. Principles
of Seed Sience and Technology. Fourth edition. Kluwer Academic
Publisher. London. 467 p.
Fahrudin
2013. Penyimpanan Benih. http://ditjenbun.deptan.go.id.
Diakses pada tanggal 16 Oktober 2013.
Kartono
2004. Teknik Penyimpanan Benin Kedelai Varietas Wilis pada Kadar Air dan Suhu
Penyimpanan yang Berbeda. Buletin Teknik
Pertanian. Volume 9 (2): 79 – 82.
Kuswanto
Hendarto 2006. Dasar-Dasar Teknologi,
Produksi dan Sertifikasi Benih. Bandung: Angkasa.
Sukarman dan Rahardjo 2000. Karakter Fisik, Kimia dan Fisiologis Benih
Beberapa VarietasPadi. Buletin Plasma
Nutfah.Vol 6 (2) : 31-36
Woodstock L W, S Maxon, K Faul, L Bass. 2008.
Use Of Freeze-Drying And Acetone Impregnation With Natural And Synthetic
Anti-Oxidants To Improve Storability Of Onion, Pepper, And Parsley Seeds. J.
Amer. Soc. Hort. Sci. 108(5):692-696.
Komentar
Posting Komentar