ISOLASI DNA TANAMAN



ISOLASI DNA TANAMAN
A.  Pendahuluan
1.      Latar belakang
DNA merupakan suatu materi genetik yang terbentuk dari dua kelompok basa yang berbeda yang mengandung nitrogen, yaitu purin dan pirimdin. Dua purin yang paling banyak terdapat dalam DNA adalah adenin dan guanin, dan pirimidin yang umum adalah sitosin dan timin. Purin dan pirimidin berisi beberapa ikatan ganda yang berhubungan. DNA tersusun atas 3 komponen utama yaitu gula deoksiribosa, basa nitrogen, dan fosfat yang tergabung membentuk nukleotida.
Pengenalan isolasi DNA sangatlah penting, mengingat bioteknologi pada akhir-akhir ini sangat maju, terlebih untuk bidang pertanian. Beberapa bakteri telah berhasil diintroduksi ke dalam tanaman padi, kapas, dan kedelai. Pentingnya bioteknologi untuk perkembangan keanekaragaman hayati dimasa mendatang memerlukan sebuah keterampilan dan pemikiran. Melalui isolasi DNA tersebut paling tidak akan menjadi pembelajaran bagi mahasiswa mengenai cara pengumpulan DNA.
Pengumpulan DNA dalam prakteknya terdapat beberapa metode yang dapat digunakan. Metode –metode yang digunakan dalam isolasi DNA tentunya memiliki perbedaan yang mendasar khususnya kualitas yang DNA dihasilkan. Oleh karena itu dengan mempelajari metode-metode yang digunakan dalam praktek bioteknologi diharapkan dapat mengetahui hasil kualitas dan kuantitas DNA yang didapatkan.
2.      Tujuan praktikum
Praktikum isolasi DNA tanaman bertujuan untuk :
a.       Membandingkan 3 metode isolasi yang berbeda
b.      Mengetahui proses isolasi DNA
c.       Memahami fungsi tiap-tiap perlakuan
d.      Mendapatkan DNA yang baik dan sesuai standar
3.      Waktu dan tempat praktikum
Praktikum isolasi DNA tanaman dilaksanakan pada hari selasa 11 Maret 2014 pukul 08.00-10.00 WIB di laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B.  Tinjauan pustaka
Ekstraksi atau isolasi asam nukleat adalah salah satu teknik dasar yang harus dikuasai dalam mempelajari teknik biologi molekular. Tujuan dari ekstraksi atau isolasi asam nukleat adalah membuang dan memisahkan asam nukleat dari komponen sel lainnya (protein, karbohidrat dan lemak). Pemisahan tersebut dilakukan sehingga asam nukleat yang diperoleh dapat dianalisis dan atau dimodifikasi lebih lanjut dengan teknik biologi molekular lainnya   (Corkill dan Rapey 2008).
Pada prinsipnya isolasi DNA sel harus dipecah terlebih dahulu dengan beberapa agensia, baik secara fisik kimia atau dengan mempergunakan enzim tertentu. Pemecahan dengan cara fisik misalnya dengan menggunakan alat sonikator, yaitu merupakan alatb yang menghasilkan suara  ultra tinggi. Pemecahan dengan alat ini biasanya cukup fektif untuk memecah sel bacteri, tetapi kurang efektif untuk memecah sek eukaryote. Pemecahan sel juga dapat dilakukan dengan menggunakan enzim lisozim yang dapat memecah dinding sel. Seringkali penggunaan enzim ini dikombinasikan dengan perlakuan fisik, misalnya dengan pemansan sehingga sel lebih mudah pecah. Senyawa lain yang sering digunakan untuk memecah sel untuk isolasi DNA adalah CTAB (Cetyl Trimetyl Ammonium Bromide)( Yuwono 2006).
Sebuah isolasi yang baik harus sederhana, cepat dan efisien serta menghasilkan jumlah DNA yang cukup berkualitas tinggi yang cocok untuk analisis molekuler. Hasil DNA dari protokol yang dioptimalkan diamati secara luas bebas dari polyphenolik dan metabolit sekunder, sebagaimana ditentukan oleh digesti yang sukses dengan restriksi endonuklease dan amplifikasi PCR. Semua metode tersebut pada umumnya menggunakan detergen seperti SDS untuk melisiskan dinding sel, dan sering menghambat manipulasi pemurnian lebih lanjut (Alatar, et al, 2012).
Isolasi DNA  adalah memisahkan DNA kromosom atau DNA genom dari komponen-komponen sel lain. Sumber DNA bisa dari tanaman, kultur mikroorganise, atau sel manusia. Membran sel dilisis dengan menambahkan detergen untuk membebaskan isinya, kemudian pada ekstrak sel tersebut ditambahkan protease (yang berfungsi mendegradasi protein) dan RNase (yang berfungsi untuk mendegradasi RNA), sehingga yang tinggal adalah DNA. Selanjutnya ekstrak tersebut dipanaskan sampai suhu 90oC untuk menginaktifasi enzim yang mendegradasi DNA (DNase). Larutan DNA kemudian di presipitasi dengan etanol dan bisa dilarutkan lagi dengan air (Susanto 2012).
Terdapat berbagai macam metode isolasi DNA tanaman. Metode-metode tersebut menggunakan CTAB dan SDS dalam ekstraksi DNA. Beberapa metode isolasi DNA juga menggunakan nitrogen cair pada tahap awal ekstraksi untuk menghasilkan kualitas DNA terbaik. Protokol Doyle & Doyle (1999) sering digunakan untukekstraksi DNA tanaman. Selain itu, terdapat protokol laindalam ekstraksi DNA, yaitu Dellaporta et al. (1983), Jobes et al. (1995), Zheng et al. (1995) serta masih banyak metode lainnya. Namun, tidak semua protokol tersebut cocok untuk semua jenis tanaman(Utami et al. 2012).
CTAB merupakan sejenis deterjen yang dapat mendegradasi dinding sel, denaturasi protein, memisahkan karbohidrat merusak membran sel dan melarutkan DNA Apabila dinding sel terdegradasi maka semua isi sel dapat keluar termasuk DNA dan dilepaskan ke dalam buffer ekstraksi. penambahan buffer TE. Buffer TE berfungsi untuk melarutkan DNA yang dihasilkan dan menjaga DNA agar tidak mudah rusak. Dalam buffer TE mengandung EDTA yang berfungsi sebagai senyawa pengkelat yang mengikat ion Magnesium, yaitu kofaktor yang diperlukan untuk altivtas berbagai enzim nuclease (Yuwono 2006).
Isolasi DNA atau ekstraksi DNA tanaman secara umum melalui 3 tahap yaitu pemecahan sel, keluarnya DNA dari nukleus, dan presipitasi DNA. Metode mengisolasi DNA dari tanaman berbagai macam,namun 3 faktor utama yang harus dipenuhi yaitu cara dalam menghomogenkan jaringan tanamn khusus dinding sel. Komposisis lar buffer yang ditambahkan dan penghilangan debrish (kontaminan) (Hendro 2010).
C.  Alat, Bahan, dan Cara Kerja
1.      Alat

a.       Erlenmeyer

b.       
c.       Gunting
d.      Gelas ukur
e.       Pipet dan rubber
f.       Mikropipet
g.      Oven
h.      Autoklaf
i.        Hot plate
j.        Votex
k.      Water bath
l.        centrifuge
m.    Timbangan analitik
n.      Mortar dan pestle
o.      Thermocycler
p.      Uv transiluminator
q.      Spektrofotometer
r.        Elektroforesis
2.      Bahan

a.       Tris-EDTA
b.      CTAB
c.       Mercaptoetanol
d.      CIAA
e.       Isopropanol
f.       Aquadest
g.      Sodium acetat
h.      Loading dye
i.        Floresafe/etidium bromide
j.        TAE/TBE
k.      Etanol
l.        Chloroform
m.    Daun

n.      salak

3.      Cara kerja
Metode 3 (Doyle and Doyle 1990)
a.       DNA genomic sample dengan menggunakan 0,15 gram daun, yang kemudian digerus hingga lembut dengan bantuan nitrogen cair
b.      Tabung ditambahkan 750 µl buffer ekstraksi CTAB yabg ditambah Mercaptoetanol 75 µl
c.       Campuran tersebut divortex lalu diinkubasi dalam pemanas air selama 60 menit pada suhu 65oC
d.      Setelah dibiarkan dingin hingga suhu kamar, campuran tersebut ditambahkan dengan 750µl kloroform-isoamil alkohol (24:1)
e.       Campuran disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 12000 rpm pada suhu 4oC
f.       Lapisan atas dimasukkan ke dalam tabung ependorft lain yang mengandung isopropanol 150µl dan dicampur merata kemudian disentrifugasi
g.      Setelah disentrifugasi selama 10 menit 11.000 rpm, endapan DNA dicuci dengan menambahkan etanol 70 % 500 µl dan dikeringkan
h.      Endapan DNA yang telah kering dilarutkan dalam 25 µl buffer TE (10mM Tris-HCl pH 8,0 ; 1 mM EDTA pH 8,0)
i.        DNA disimpan pada suhu -20oC





D.  Hasil dan Pembahasan
1.      Hasil Pengamatan































Folded Corner: Mengambil cairan paling atas (supernatan) sebanyak 500 µl ke ependorft lain




Folded Corner: Disentrifungasi selama 10 menit pada 12.000 rpm











Folded Corner: Di sentrifuse selama 10 menit pada 11.000 rpm





Folded Corner: Ditambah isopropanol 150 µl digojog hingga homogen









Folded Corner: Lapisan atas dibuang disisakan edapan DNA



 



























Gambar 1. Bagan isolasi DNA daun salak  (Zalaca sp.) metode 3 (Doyle and Doyle 1990)
2.      Pembahasan
Asam Deoksiribonukleat, yang lebih dikenaldangan DNA, adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul utama penyusun berat kering setiap organisme. Di dalam sel, DNA umumnya terletak didalam inti sel. DNA berperan di dalam sebuah sel ialah sebagai materi genetic artinya, DNA menyimpan cetakan baru bagi segala aktivitas sek. Dan pengecualian bagi beberapa jenis virus seperti HIV (Human Papilioma Virus). DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu gugus fosdat, gula deoksiribonukleat, dan basa nitrogen. Sebuah unit monomer DNA yangterdiri dari ketiga komponen tersebut dinamakan nukleotida, sehinnga DNA tergolong sebagai polinukleotida.  Isolasi DNA merupakan suatu proses untuk mendapatkan DNA murni yang dapat digunakan untuk keperluan pemeriksaan atau diagnosa. DNA dapat di isolasi dari berbagai sel yang memiliki inti sel, karena DNA terletak di dalam inti sel.
Adapun isolasi DNA itu sendiri pada dasarnya mengambil DNA murni dari sediaan yang tersedia kemudian membuang RNA maupun protein-protein lainnya. Sehingga perbedaan berat molekul akan membuat DNA akan naik ke atas dan yang lainnya di bawah (dalam proses sentrifugasi). Pada saat penambahan buffer lisis itu dimaksudkan untuk melisiskan dinding selnya agar materi di dalamnya bisa keluar. Selanjutnya vortex bertujuan untuk mempercepat percampuran hal tersebut. Setelah tercampur secara maksimal,maka kombinasi tersebut akan disentrifugasi agar yang berat molekulnya lebih tinggi akan tersingkir ke bawah dan DNA (supernatant) akan naik ke atas,sehingga DNA murni bisa didapatkan.
Isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi pada setiap jenis maupun bagian tanaman dapat menimbulkan masalah berbeda, antara lain faktor karena adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA serta mempengaruhi enzim-enzim seperti polimerase, ligase, endonuklease restriksi, atau enzim untuk kegiatan molekuler lain yang dapat menyebabkan DNA tidak dapat digunakan untuk aplikasi penelitian    (Hays 2006).
Isolasi DNA yang baik yaitu pada tahapannya dapat dilihat dari hasil kualitas DNA murni yang didapatkan. Kemurnian hasil isolasi DNA jika nilai DNA berkisar antara 1,6 and 2,00. jika nilainya kurang dari 1,6 maka DNA terkontaminasi oleh protein lain, sedangkan jika nilai DNA lebih dari 2,00 maka DNA tersebut telah terkontaminasi oleh oleh chlorofoarm atau phenol. Oleh karena itu pada tahapan lisis sample DNA kurang baik sehingga DNA masih terbungkus oleh protein lain, selain itu juga pada tahapan sentrifuge yang kurang dapat menyebabkan DNA juga ikut terbuang. Pada proses pencucian dengan klorofoam dan etanol juga dapat mempengaruhi hasil DNA.
Cara isolasi DNA daun salak ditimbang sebanyak 0,5 - 0,7 g, lalu diletakkan dalam cawan porselein steril dan ditambahkan 400 ul buffer ekstraksi CTAB kemudian digerus dengan mortar steril sampai daun lumat. Daun sampel yang telah lumat dimasukkan ke dalam tabung eppendorf 2 ml, kemudian ditambahkan kembali buffer ekstraksi CTAB sebanyak 400 μl dan divortex selama 2-3 menit.  Tahapan selanjutnya dilakukan inkubasi sampel dalam water bath bersuhu 65°C selama 15 menit sambil tabung dibolak-balik setiap 5 menit. Tahapan ini dilakukan untuk mengoptimalkan kerja buffer ekstrak yang ditambahkan ke dalam sampel. Sampel kemudian divortex selama 2-3 menit, selanjutnya dilakukan sentrifugasi sampel dengan kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit dan diberi EDTA serta etanol. Tujuannya untuk memisahkan debris dan komponen sel lain yang menjadi penyebab kontaminasi dengan DNA. Berdasarkan praktikum yang dilakukan yaitu isolasi DNA daun salak di dengan menggunakan metode 3 yaitu doyle and doyle diperoleh pellet DNA atau edapan DNA yang sedikit. Hasil dari isolasi tersebut disimpan pada suhu -20oC.



E.  Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
Berdasarkan praktikum isolasi DNA maka dapat disimpulkan bahwa :
a.       Isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai metode salah satunya metode doyle and doyle yang telah banyak dimodifikasi
b.      Tahap isolasi DNA yaitu pelisisan atau perusakan untuk mendapatkan DNA total dan  presipitasi atau endapan DNA dengan prose setrifuge.
c.       Hasil DNA yang baik nilainya berkisar antara 1,6-2,0
2.      Saran
Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum tidak hanya satu jenis tanaman yang diekstraksi secara langsung, tapi ada bagian tanaman sehingga dapat dibandingkan secara langsung kualitas dan kuantitas DNA yang dihasilkan.


















DAFTAR PUSTAKA
Alatar, AA, et al. 2012. Simple And Rapid Protocol For The Isolation Of  PCR-Amplifiable DNA From Medicinal Plants. Genetics and Molecular Research 11 (1): 348-354. 
Corkill, G., Rapley, R. 2008. The Manipulation of Nucleic Acids: Basic Tools and Techniques. In: Molecular Biomethods Handbook Second Edition. Ed: Walker, J.M., Rapley, R. Humana Press, NJ, USA.
Hays, Lana. 2006. Introduction to DNA Extraction. http://www.tsl.orst.edu. Diakses pada tanggal 5 April 2014.
Hendro 2010. Modul Praktikum Isolasi DNA dan Elektroforesis. http://hendropram.edublogs.org. diakses pada tanggal 5 april 2014.
Susanto, Agus Hery. 2012. Bahan Ajar Biologi Molekuler. Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Utami A, Meryalita R, Aeny N P, Ambarsari L, Asri P, Kurniatin, Nurcholis W 2012. Variasi Metode Isolasi DNA Daun Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 .Biokimia FMIPA IPB. Bogor.
Yuwono T 2006. Bioteknolgi Pertanian. Gadjag Mada University Press. Yogyakarta






Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSESING DAN PENYIMPANAN BENIH

AMPLIFIKASI DNA MENGGUNAKAN PCR

media hidrogel